Peraih medali perunggu Asian Games 2018 yang juga berasal dari Sumatera Utara yaitu Jintar Simanjuntak menyayangkan aksi diskriminasi yang menimpa atlet peraih medali emas se-Asia Tenggara yaitu Arif Fadhilah dikarenakan ybs tidak diijinkan untuk tampil pada Porprov Sumut 24-25 Juni 2019.

“Bayangkan saja, seorang atlet yg sudah mengibarkan bendera merah putih, tidak diperbolehkan bertanding ditingkat porprov hanya karena tidak mengikuti Porwil. Padahal Dia tau, saat itu atlet ini sedang bertugas membela NKRI dan berhasil menyumbangkan emas” ujar Jintar yang kini masuk dalam jajaran Pelatih PB FORKI.

Baca juga: Peraih Emas Karate di Asia Tenggara dilarang main di Porprov

Diskriminasi tersebut diduga berdasarkan kepentingan pribadi atau golongan, pasalnya atlet yang juga sama-sama dengan Arif berhalangan mengikuti Porwil karena tugas negara, mendapatkan wild card. Sedangkan Arif yang kemudian juga mendapatkan wild card dari Ketua Umum FORKI Sumatera Utara tidak diperkenankan untuk tampil. Padahal ajang penting ini digunakkan untuk seleksi tim PON Sumatera Utara.

“Malah atlet yg prestasinya masih berada dibawahnya yg diberikan wild card. Ketika saya bertanya ke orang itu, mengapa atlet ini tidak di berikan wild card? Dia menjawab itu adalah wewenang ketua umum, bukan saya” ujar Jintar kembali dalam akun instagramnya @simanjuntakjintar.

Hal ini menimbulkan dugaan beberapa orang bahwa terdapat oknum yang tidak menginginkan keadilan untuk kepentingan tertentu. Pasalnya, Ketua Umum FORKI Sumut sendiri ketika dihubungi, mengakui telah memberikan Wild Card kepada Arif Fadhilah, tapi beliau tidak mengetahui mengapa Arif dilarang untuk berkiprah.

“Harap tanya ke saudara Sekum dan Panitia, kebijakan saya dari awal sdr Arif harus mendapatkan Wildcard, ada perobahan (tidak diakuinya wildcard) mereka (sekum dan panitia) yang tahu alasannya” Ujar Rahmat Shah yang ketika dihubungi berada diluar negeri.

Baca juga: Ketua Umum FORKI Sumut turut pertanyakan perihal pelarangan Atlet berprestasi berkiprah di Porprov

Kegiatan Porprov ini sarat akan berbagai kepentingan karena ajang ini juga sekaligus sarana seleksi untuk membentuk Tim PON yang akan berangkat untuk mengikuti Pra PON oktober ini di Jakarta dan PON desember ini di Papua.

Baca Juga: Pra PON akan diselenggarakan di Jakarta pada Oktober ini

Hal ini sangat disayangkan oleh para senior Karate dari Sumatera Utara, karena kesempatan Porprov ini merupakan ajang seleksi untuk tim PON 2020 dan membawa gengsi daerah. Selain itu, pada event ini bertebaran juga atlet-atlet Sumut berprestasi International lainnya seperti:

  1. Srunita Sari (peraih emas Sea Games)
  1. Dessynta Banurea (peraih emas Sea Games)
  1. Tri Winarni (Pelatnas Sea Games, Juara 3 AKF)
  1. Daniel Hutapea (Pelatnas Sea Games, Juara 1 AKF)
  1. Nicky Dwi Octari (peraih perak SEAKF)
  1. Trie Rantika (Peraih Emas SEAKF)
  1. Dwi Fadhilah (peraih perah AKF)

Adapun untaian lengkap Jintar Simanjuntak pada instagram tanggal 25 Juni 2019 berbunyi seperti ini:

Terulang lagi.. sangat sedih rasanya ketika kita sebagai atlet dihentikan langkahnya hanya karena ego segelintir orang. Padahal orang itu juga mantan atlet dan pernah menjadi bagian orang dikagumi karena memimpin sebuah tim yg berprestasi. Dan dia juga pernah merasakan pahitnya ketika timnya, anak2 asuhnya juga di singkirkan oleh orang2 yg tidak bertanggungjawab. Tapi, ternyata dia juga tega melakukan itu. Bayangkan saja, seorang atlet yg sudah mengibarkan bendera merah putih, tidak diperbolehkan bertanding ditingkat porprov hanya karena tidak mengikuti Porwil. Padahal Dia tau, saat itu atlet ini sedang bertugas membela NKRI dan berhasil menyumbangkan emas. Malah atlet yg prestasinya masih berada dibawahnya yg diberikan wild card. Ketika saya bertanya ke orang itu, mengapa atlet ini tidak di berikan wild card? Dia menjawab itu adalah wewenang ketua umum, bukan saya. Tetapi, Ketua umum malah sudah memberikan wild card dengan membuat surat susulan, malah surat wild card susulan dari Ketua umum ditolak mentah-mentah. Dan sampai sekarang, saya pribadi tidak tau apa alasan kenapa atlet ini di hentikan langkah prestasinya.. Kira-kira menurut karateka seluruh Indonesia, apa yg jadi alasannya?? Mohon pendapatnya.. oss!