Haifendri Putih (tengah) menjelaskan peraturan pada saat Technical Meeting bersama dengan Sekjen PB FORKI Raja Sapta Ervian (kanan)

PB FORKI selenggarakan Penataran Wasit dan Juri Nasional terbesar sepanjang sejarah Karate dimana diikuti oleh 803 peserta dari seluruh Indonesia untuk menyeleksi sebanyak 105 orang wasit/juri yang akan bertugas pada tanggal 4-6 November 2019 di Basket Hall Gelora Bung Karno Senayan Jakarta.

Ketua Dewan Wasit PB FORKI, Haifendri Putih, menyampaikan pada saat Press Conference yang berlangsung di Ruang Sonokeling Graha Manggala Wanabakti Jakarta bahwa kegiatan penataran telah berlangsung selama 4 hari (dari tanggal 31 Oktober 2019) dimana didalamnya terdapat materi perwasitan yang disampaikan dan diujiankan baik teori maupun praktek untuk wasit/juri baru maupun upgrade atau refeshing pemahaman perwasitan.

Haifendri menyampaikan pentingnya kegiatan ini karena selama ini Indonesia tidak kekurangan pelatih dengan 700 lebih wasit/juri tingkat nasional namun ternyata jumlah wasit/juri di Indonesia belum merata. “Saat ini wasit/juri banyak bertebaran di daerah-daerah tertentu saja seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Utara dan beberapa daerah lainnya”. Dengan kegiatan ini terlihat sudah mulai banyak peserta dari daerah lain sekaligus mempersiapkan diri pada ajang PON 2020 yang akan dilaksanakan di Papua.

Selain materi perwasitan, Haifendri Putih juga menegaskan bahwa Wasit/Juri harus dalam keadaan Prima karena olahraga Karate merupakan olahraga yang tidak terukur sehingga diperlukan kejelian dan fokus karena mereka akan menyeleksi 8 orang per kelas yang dipertandingkan agar lolos ke ajang multi event olahraga terbesar di Indonesia.

Diharapkan, melalui kegiatan seleksi Wasit/Juri yang sudah dimulai secara kontinyu sejak ajang Seleknas PB FORKI di bulan April dan Piala Panglima di bulan September maka dapat melakukan kaderisasi perwasitan yang berkualitas.