Peraih medali emas Asian Games, Rifky Ardiansyah Arrosyid harus puas dengan kekalahan dari Karateka Jepang Kajihara Tatsuto dengan skor 6-4 pada Kejuaraan World Karate Federation (WKF) Series A di Santiago de Chile pada 22 September 2018. Sebelumnya Karateka asal Jawa Timur ini berhasil mengalahkan Kiss Andras dari Hungaria dengan skor 3-0. Dengan demikian Rifky gagal masuk peringkat 100 besar yang memberikan peluang untuk dapat bertanding di ajang WKF Premier League di Tokyo pada bulan Oktober mendatang.
Selain Rifky, Karateka Indonesia yang turut bertanding pada event ini adalah Karateka yang juga anggota TNI yaitu Romario Satiamu. Romario terhenti pada pertandingan pertama melawan Molana Arencon Alejandro dari Spanyol dengan skor 3-1.
Kedua karateka tersebut mengikuti event series selain untuk try out juga untuk meningkatkan peringkat mereka agar dapat bertanding di Olimpiade. Saat ini walaupun Rifky meraih Emas pada Asian Games, namun yang bersangkutan masih berada pada posisi rankinh 329 dan Romario pada ranking 92. Mereka perlu berada pada batas aman 4 besar pada ranking WKF untuk memperbesar peluang bertanding di multi event terbesar pertama untuk cabor Karate. Karena pada Olimpiade Tokyo 2020 mendatang, hanya 10 orang per kelas yang dapat bertanding. Selain itu beberapa kelas ada yang digabung sehingga persaingan semakin ketat.
Perwasitan
Walaupun prestasi di atlet masih belum maksimal, namun di perwasitan Indonesia PB FORKI mengirimkan wakilnya untuk bertugas di Chile yaitu Haifendri Putih. Haifendri mengikuti pertandingan di Chile sebagai syarat untuk memimpin pada WKF World Championship November mendatang di Madrid.
Haifendri Putih (paling kiri) bersama dengan para wasit WKF
“Untuk dapat bertugas di World Championship 2018, wasit harus bertugas di 2 event World Premier League dan 1 event Series A. Sedangkan untuk dapat mengikuti World Championship 2019, selain harus mengikuti event tersebut maka wasit harus mengikuti juga 1 event Youth Olympic Qualification” ujar Haifendri yang juga Wakil Ketua Dewan Wasit PB FORKI tersebut.
Dari hasil pengamatan Haifendri yang juga Ketua Bidang Organisasi PB INKANAS, bahwa WKF menilai kemampuan wasit berdasarkan: Kualifikasi atau licence perwasitan, Kemampuan dan Jam Terbang. Untuk itu dirinya sangat sependapat jika Wasit Wasit Indonesia haruslah memiliki jam terbang yang tinggi untuk dapat memaksimalkan kemampuan dan meningkatkan kualifikasinya.